Minggu, 08 September 2013



PERMEN COKLAT KOIN
LESTARI BISCUIT FACTORY
Permen coklat produk kami berbahan dasar coklat pillihan yang dicari dan diminati banyak orang.
Kami melayani penjualan dalam bentuk eceran maupun grosir.
di bawah ini contoh produk kami berikut harganya :


Kemasan Topless Isi 50biji
1 karton isi 12 topless
Harga per karton Rp.155.000,-


Kemasan Topless Isi 70biji
1 karton isi 12 topless
Harga per karton Rp.200.000,-

Kemasan Topless Isi 120biji
1 karton isi 6 topless
Harga per karton Rp.165.000,-



Kemasan Renceng isi 20biji
1 karton isi 15renceng
Harga per karton Rp.85.000,-

 Coklat Ice Cone
Isi 20 biji per pack
Harga per pack Rp.6500,-
COKLAT CRYSPY
Isi 50pcs/toples
harga 13000/toples
isi 12 toples/karton
COKLAT TAS KERANJANG
ISI 30pcs/keranjang
harga 9500/keranjang
isi 20keranjang/karton
coklat payung
isi 20pcs/pack
harga 6500/pack
isi 25pack/karton

Untuk pemesanan hubungi : Ikhwan Bachtiar; Alamat : Jl. Pisang Kipas no.20 Kelurahan Jatimulyo Lowokwaru Kota Malang (081348348369, 03417366639)
PIN BB 31438B55
*Harga belum termasuk ongkos kirim.

Sejarah dan perkembangan coklat

Sejarah Perkembangan Coklat

 

 

Sejarah coklat
asal: Kakao berasal dari Amazon atau Orinoco, Amerika Selatan kira – kira 4000 tahun yang lalu.
1000 SM: Pohon kakao pertama kali dikenal dengan nama ‘kakawa’ bahasa yang digunakan oleh suku Olmec, suku yang berasal dari teluk Meksiko yang merupakan cikal bakal dari peradaban Mesoamerika. Pada waktu tersebut terlihat bahwa bangsa Olmec sudah membudidayakan pohon – pohon kakao.Pohon kakao juga digamabarkan secara jelas pada abad ke 9 oleh suku Maya yang tergambar melalui mural terdapat di Cacaxtla, meksiko.
100 M: Suku Maya yang terdapat di bagian utara Guatemala mengadopsi kata “Kakao” dari suku Olmec. Pada tahun ini suku Maya juga membudidayakan pohon kakao.
600 M: Pot keramik khusus yang digunakan untuk mengkonsumsi minuman coklat di temukan dalam makam bangsawan dari suku Maya. Pada abad ini minuman tersebut dianggap penting sebagai lambang status.
Dewa kakao  pada suku Maya terdapat pada ukiran mangkok yang mereka gunakan.
1000 M: Orang – orang dari Amerika Tengah menggunakan biji kakao sebagai alat pembayaran. Pada relief orang – orang meksiko terlihat keranjang yang berisi 8000 biji kakao yang menggambarkan harga 8000. Penguasaan terhadap daerah – daerah yang menghasilkan biji kakao terbaik yang pada masa – masa mendatang menjadi target utama dalam perang antara suku.
1200 – 1500 : Dengan menghilangnya suku Chimimeken dan Maya, maka suku Aztec memperkuat daerah kekuasaannnya di Meksiko. Sejarah mencatat secara detil bahwa mulai dari tahun tersebut coklat memiliki peran penting dalam perdagangan dan sebagai harta rampasan perang terhadap suku lain. Suku besar Aztec menguasai daerah penghasilan kakao yang terbaik di MesoAmerika, yang dikenal dengan nama Chiapas (meksiko, guatemala).
1502: Pertama kalinya orang – orang Eropa mengetahui adanya biji kakao (pelayaran ke empat yang dilakukan oleh Christoper Columbus)
1528: Hernando Cortez kembali ke Spanyol dengan membawa biji kakao dan terkejut mengetahui bahwa Suku Astec menggunakan biji kakao sebagai alat pembayaran. Hernando menanam biji – biji kakao tersebut di beberapa daerah yaitu, Trinidad, Haiti, dan di bagian Barat pulau Bioko di Afrika untuk menghasilkan “uang” yang digunakan untuk barter dengan suku Aztec untuk mendapatkan emas. Spanyol menjadi pengusaha tunggal dalam perdagangan coklat selama hampir satu abad.
1544: Seorang delegasi dari Kekchi Maya dari Guatemala mengunjungi Istana Spanyol dan bertemu dengan Pangeran Philip (yang kemudian menjadi Phillip II). Dari semua hadiah yang diberikan, sebagian besar hadiah tersebut adalah minuman coklat dari suku Maya dan hal ini tercatat sebagai penemuan pertama orang Eropa terhadap kakao.
1560:
Pertama kali pengenalan kakao di Asia di mulai dengan dibawanya pohon kakao pertama kali ke Indonesia tepatnya di Pulau Sulawesi dari Caracas, Venezuela.
Awal 1700: Adanya Revolusi Industri membantu coklat diproduksi secara mekanik dan dipasarkan kepada publik dengan harga yang terjangkau. “Rumah coklat” mulai berkembang pesat di Inggris bersaing dengan adanya “rumah kopi”. (Pada masa ini coklat dikonsumsi dalam bentuk cair bukan dalam bentuk padat)
1765: Produksi coklat pertama dimulai di Amerika Utara dengan didirikannya pabrik penggilingan biji kakao di Massachusetts. Pabrik coklat pertama kali didirikan di Massachusetts Bay colony.
1778: The Dutch bring cacao from the Philippines to Jakarta , Sumatra, where they establish a propagation facility that soon leads to major production in the Dutch East Indies (now Indonesia and Malaysia ).
1828: Conrad Van Houten , seorang ahli kimia dari Belanda, mempelajari cara untuk memisahkan mentega kakao dari kakao liquor. Beliau kemudian memproduksi bubuk kakao. Kemudian beliau mencampurkan mentega kakao dan gula dengan kakao liquor sehingga menghasilkan coklat padat yang dapat dikonsumsi.
1847: Sebuah perusahaan Inggris J.S. Fry & Sons menggunakan bubuk kakao untuk membuat coklat batangan yang diproduksi dengan sukses secara luas.

1850 – 1860: Hama buah kakao (Borer) yang menyerang tanaman kakao, untuk pertama kalinya menyerang tanaman kakao di Indonesia. Semua tanaman rusak. Petani kakao memindahkan kebun kakao ke daerah hutan yang masih aman. Hama “Borer” adalah serangga yang paling membahayakan bagi tanaman kakao.
1875: Daniel Peter dan Henri Nestle mencampurkan coklat dan susu bubuk dan menciptakan batangan coklat susu untuk pertama kalinya. Produksi ini langsung menghasilkan kesuksesan yang cukup tinggi.
1879: Rodolphe Lindt memproduksi coklat yang mencair di lidah. Beliau menerapkan proses “conching” sehingga coklat yang dihasilkan memiliki tekstur yang lebih halus. Pada tahun yang sama kakao mulai diperkenalkan di benua Afrika yaitu daerah Gold Coast, yang sekarang dikenal dengan Ghana.
1912: Jean Neuhaus menemukan bahwa lapisan coklat bisa diisi dengan krem atau selai kacang. Dengan ditemukannya ide seperti itu maka coklat pralin Belgia pertama kali dibuat. Di Belgia, coklat sejak pertama kali digunakan sebagai hadiah yang diberikan kepada seseorang. Tidak heran bawa coklat pralin sebagai hadiah yang paling popular di Belgia.
2001: Coklat Monggo mulai memproduksi coklat praline dan coklat batangan di Indonesia yang merupakan negara terbesar ketiga penghasil kakao.